Dalam Sujud Aku Memintamu Kepada Allah Agar Kamu Hadir dalam Kebahagianku
Aku memilih menjadi orang yang beda, bahkan aku bisa jadi sangat berbeda. Bukan saja orang di sekelilingku yang merasakan hal itu, aku sendiri sangat terpukul dengan kondisiku.
Dalam Sujud Aku Memintamu Kepada Allah Agar Kamu Hadir dalam Kebahagianku, Saat itu di mana aku harus merelakan seseorang yang telah mengisi hatiku penuh tanpa celah didalamnya. Ya, dia harus pergi bersama seseorang yang telah membuatnya bahagia saat ini.
Tak mudah bagiku untuk melewati masa itu, karena dulu belum aku serahkan segalanya kepada Tuhanku. Di sini aku sangat terpuruk oleh waktu, bahkan keadaan ikut rumit karena perasaan diri yang tak karuan harus bagaimana dan ke mana.
Di satu sisi aku juga harus berjuang keras untuk bisa keluar dari keadaan yang menekanku, yaitu menyelesaikan skripsi hingga menjadi seorang sarjana yang kini alhamdulillah telah aku raih.
Malahan kau berikan kabar duka itu di sela perjuanganku menyelesaikan skripsi waktu itu. Ya, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan lagi?
Kau adalah wanita yang ku pegang janjinya untuk sekian lama, dan memilih menyudahi semua tanpa alasan yang kuat. Kau malah pergi bersama orang yang kau pikir jodohmu.
Aku ini pria, tapi tak kuasa membendung derasnya aliran air mata di pipiku. Kau tahu apa ‘kan artinya
Hingga semua berlalu dan kini semua telah aku lewati. Telah 1 tahun lebih semua berangsur membaik dan aku memang merasakan sesuatu yang beda terjadi dalam diriku.
Aku yang dulu sering tersenyum, perlahan menjadi orang yang pelit senyum. Aku yang dulu sangat sering bergurau dan tertawa lepas, saat ini lebih banyak diam tanpa bahasa. Sulit sekali aku untuk mengembalikan itu semua.
Hingga ku tulis ini, aku sadar bahwa hidup harus tetap aku jalani. Bagaimanapun aku harus kembalikan kondisiku seperti dulu; di mana aku tak pernah menyerah dengan apa yang terjadi dalam hidupku.
Pun aku harus terus berjuang ‘tuk menemukan seseorang yang mampu membuatku tersenyum lagi.
Kau tahu? Kini sepertinya ‘seseorang’ itu telah siap isi kekosongan hati yang kau tinggalkan ini. Di akhir tulisan ini, ku ingin menulis tentang seseorang yang selalu aku bicarakan dengan Tuhanku kini. Namanya selalu aku sebut dalam bait indah doa dan sapaanku.
Aku memang tak berharap lebih dari apa yang diberikan Tuhanku kepadaku nanti.
Kadang jika aku bisa memilih, aku menginginkan dia yang saat ini sedang tersenyum kepadaku, dialah yang ku ingin selalu ada dalam hidupku hingga nanti.
kalau bukan dia, aku juga tak menangis lagi karena aku tahu setelah hari ini aku akan bahagia. Bahagialah dengan pilihan Tuhanku berikan; yang ku yakini sebagai yang terbaik untuk aku.
Untukmu yang selalu aku bicarakan di hadapan Tuhanku. Semoga saja kau mampu merasakan apa yang sedang aku rasakan saat ini. Aku merindukan dan mencintaimu karena-Nya dan aku berharap kau merasakan hal yang sama.
Saat waktu itu tiba, ku harap kau dan aku mampu membuka lembaran bahagia atas izin Sang Pencipta. Dalam senyum-Nya, aku akan menjadikanmu halal bagiku! Amin Terima Kasih
Dalam Sujud Aku Memintamu Kepada Allah Agar Kamu Hadir dalam Kebahagianku, Saat itu di mana aku harus merelakan seseorang yang telah mengisi hatiku penuh tanpa celah didalamnya. Ya, dia harus pergi bersama seseorang yang telah membuatnya bahagia saat ini.
Tak mudah bagiku untuk melewati masa itu, karena dulu belum aku serahkan segalanya kepada Tuhanku. Di sini aku sangat terpuruk oleh waktu, bahkan keadaan ikut rumit karena perasaan diri yang tak karuan harus bagaimana dan ke mana.
Di satu sisi aku juga harus berjuang keras untuk bisa keluar dari keadaan yang menekanku, yaitu menyelesaikan skripsi hingga menjadi seorang sarjana yang kini alhamdulillah telah aku raih.
Malahan kau berikan kabar duka itu di sela perjuanganku menyelesaikan skripsi waktu itu. Ya, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan lagi?
Kau adalah wanita yang ku pegang janjinya untuk sekian lama, dan memilih menyudahi semua tanpa alasan yang kuat. Kau malah pergi bersama orang yang kau pikir jodohmu.
Aku ini pria, tapi tak kuasa membendung derasnya aliran air mata di pipiku. Kau tahu apa ‘kan artinya
Hingga semua berlalu dan kini semua telah aku lewati. Telah 1 tahun lebih semua berangsur membaik dan aku memang merasakan sesuatu yang beda terjadi dalam diriku.
Aku yang dulu sering tersenyum, perlahan menjadi orang yang pelit senyum. Aku yang dulu sangat sering bergurau dan tertawa lepas, saat ini lebih banyak diam tanpa bahasa. Sulit sekali aku untuk mengembalikan itu semua.
Hingga ku tulis ini, aku sadar bahwa hidup harus tetap aku jalani. Bagaimanapun aku harus kembalikan kondisiku seperti dulu; di mana aku tak pernah menyerah dengan apa yang terjadi dalam hidupku.
Pun aku harus terus berjuang ‘tuk menemukan seseorang yang mampu membuatku tersenyum lagi.
Kau tahu? Kini sepertinya ‘seseorang’ itu telah siap isi kekosongan hati yang kau tinggalkan ini. Di akhir tulisan ini, ku ingin menulis tentang seseorang yang selalu aku bicarakan dengan Tuhanku kini. Namanya selalu aku sebut dalam bait indah doa dan sapaanku.
Aku memang tak berharap lebih dari apa yang diberikan Tuhanku kepadaku nanti.
Kadang jika aku bisa memilih, aku menginginkan dia yang saat ini sedang tersenyum kepadaku, dialah yang ku ingin selalu ada dalam hidupku hingga nanti.
kalau bukan dia, aku juga tak menangis lagi karena aku tahu setelah hari ini aku akan bahagia. Bahagialah dengan pilihan Tuhanku berikan; yang ku yakini sebagai yang terbaik untuk aku.
Untukmu yang selalu aku bicarakan di hadapan Tuhanku. Semoga saja kau mampu merasakan apa yang sedang aku rasakan saat ini. Aku merindukan dan mencintaimu karena-Nya dan aku berharap kau merasakan hal yang sama.
Saat waktu itu tiba, ku harap kau dan aku mampu membuka lembaran bahagia atas izin Sang Pencipta. Dalam senyum-Nya, aku akan menjadikanmu halal bagiku! Amin Terima Kasih
